Tafsir Al Qur'an Surat Ali Imran Ayat 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, Dan 17.
Sebelumnya, lihat tafsir ayat yang ke 1-9 disini.
Ayat 10-13: Menerangkan tentang Sunnatullah (berupa azab-Nya) terhadap orang-orang kafir yang disebabkan dosa mereka sekaligus sebagai ancaman-Nya kepada mereka, serta kerugian mereka di dunia dan akhirat
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ (١٠) كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ (١١) قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ (١٢) قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لأولِي الأبْصَارِ (١٣
11. (Keadaan mereka) adalah seperti keadaan kaum Fir’aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat kami; maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat keras siksa-Nya[2].
12. Katakanlah kepada orang-orang yang kafir[3]: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini)[4] dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal”.
13. Sesungguhnya telah ada tanda[5] bagi kamu[6] pada dua golongan yang berhadap-hadapan[7]. Satu golongan berperang di jalan Allah[8] dan yang lain golongan kafir yang melihat dengan mata kepala (seakan-akan) orang-orang muslim dua kali lipat jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang Dia kehendaki[9]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).
Ayat 14-17: Menerangkan pendidkan yang ditanamkan Al Qur’an kepada jiwa manusia, penjelasan tentang sebab datangnya penyimpangan, serta peringatan dan pengarahan kepada kaum mukmin
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ (١٤) قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (١٥)الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٦)الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ (١٧
15. Katakanlah: “Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang suci[12] serta keridhaan Allah. Allah Maha melihat hamba-hamba-Nya[13].
16. (Yaitu) orang-orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman[14], maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari siksa neraka,”
17. (Juga sebagai) orang yang sabar[15], yang benar, yang tetap taat, yang meninfakkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur[16].
[1] Anak dan harta tidaklah bermanfaat bagi seorang hamba, yang bermanfaat hanyalah iman dan amal shalih.
[2] Bagi orang yang mendatangi sebab-sebab mendapat siksa, yaitu kekafiran dan kemaksiatan.
[3] Ayat ini turun ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang-orang Yahudi masuk Islam sepulang Beliau dari peperangan Badar, lalu mereka mengatakan, “Janganlah sekali-kali membuat anda terpedaya karena berhasil membunuh beberapa orang Quraisy yang tidak ahli dan tidak mengenal taktik perang”.
[4] Baik dengan dibunuh, ditawan maupun dengan ditetapkan membayar jizyah (pajak), dan hal itu telah terjadi.
[5] Yakni pelajaran yang dalam.
[6] Kamu di sini adalah “Orang-orang Yahudi yang sombong”.
[7] Pertemuan dua golongan itu antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin terjadi dalam perang Badar. Badar nama suatu tempat yang terletak di selatan Madinah.
[8] Yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
[9] Jika melihat kepada sebab yang nampak, seperti jumlah dan perlengkapan, maka kaum muslimin nampaknya akan kalah. Jumlah mereka hanya tiga ratus orang lebih, sedangkan jumlah musuh sekitar seribu orang. Terlebih dengan perlengkapan mereka yang kurang, yang menaiki kuda hanya dua orang, sedangkan selebihnya berjalan kaki. Namun di balik semua ini ada sebab terbesar yang menjadikan mereka menang, yaitu pertolongan Allah Azza wa Jalla.
[10] Hewan-hewan yang termasuk jenis unta, sapi, kambing dan biri-biri.
[11] Manusia dalam menyikapi hal-hal di atas terbagi menjadi dua golongan:
Golongan pertama, golongan yang menjadikan semua itu sebagai tujuan. Oleh karena itu, pikiran, hati dan perbuatan mereka tertuju kepadanya sehingga membuat mereka lupa terhadap sesuatu yang karenanya mereka diciptakan, yaitu ibadah. Mereka tidak ubahnya seperti binatang yang hanya mengejar kesenangan. Mereka tidak peduli bagaimana cara memperoleh kesenangan itu, ke arah mana mereka salurkan dan keluarkan. Semua yang mereka kejar ini sesungguhnya bekal mereka ke negeri tempat kesengsaraan.
Golongan kedua, mereka mengetahui maksud dari semua itu, dan bahwa Allah menjadikannya sebaga ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya agar diketahui siapa yang lebih mendahulukan ketaatan dan keridhaan Allah daripada kesenangan itu, oleh karenanya mereka menjadikan semua itu sebagai sarana menuju akhirat. Mereka gunakan kesenangan itu untuk dapat membantu memperoleh keridhaan-Nya. Memang mereka memegang semua itu, namun hati mereka tidak memegangnya, dan mereka tahu bahwa semua itu merupakan kesenangan kehidupan dunia.
Dalam ayat ini terdapat hiburan bagi kaum fakir yang tidak memperoleh kesenangan itu, ancaman bagi orang-orang yang terpedaya oleh kesenangan tesebut dan membuat zuhud orang-orang yang berakal.
[12] Baik dari haidh, nifas dan akhlak yang buruk.
[13] Sehingga Dia akan memberikan balasan terhadap amal mereka.
[14] Baik kepada Engkau maupun kepada Rasul-Mu. Hal ini termasuk tawassul (memakai sarana) yang disyari’atkan dalam berdo’a, yaitu dengan menyebutkan iman dan amal shalih. Termasuk tawassul yang disyari’atkan adalah bertawassul dengan menyebut Asmaa’ul Husna, misalnya “Yaa Ghaffaar (Maha Pengampun), ampunilah kami”.
[15] Yakni sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan sabar terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.
[16] Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh. Waktu sahur adalah waktu dikabulkannya do’a. Keadaan mereka yang berada dalam sifat-sifat mulia, dari mulai sifat sabar, benar, taat dan suka berinfak, namun tetap merasakan kekurangan sehingga mereka meminta ampunan kepada Allah di waktu sahur, dan hal ini merupakan tanda kebahagiaan. Ayat di atas (dari ayat 14-17) menerangkan kepada kita beberapa hal:
– Keadaan manusia di dunia dan bahwa kesenangan dunia hanya sementara.
– Keadaan surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya, serta kelebihan surga di atas kenikmatan dunia untuk mengingatkan kita agar lebih mengedepankannya dan beramal untuknya.
– Sifat penghuni surga, yakni orang-orang yang bertakwa.
– Perincian perkara-perkara takwa, seperti sabar, benar, taat, suka berinfak dan beristighfar di waktu sahur. Dengan perkara-perkara ini, seorang hamba dapat menimbang dirinya, apakah dia termasuk penghuni surga ataukah tidak?
Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat Ali Imran, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.
0 komentar
Posting Komentar