6/28/2015

TAFSIR SURAT AL BAQARAH AYAT 40-48

SPACE

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, Dan 48.
Kelanjutan dari postingan sebelumnya yakni: Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 30-39.

Ayat 40-48: Membicarakan tentang Bani Israil, peringatan Allah kepada Bani Israil, nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada mereka, ajakan Allah kepada mereka agar beriman kepada risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, pengingatan Allah kepada mereka terhadap hari Kiamat; hari dimana harta dan anak tidak lagi bermanfaat, serta beberapa perintah dan larangan Allah kepada Bani Israil.

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ (٤٠) وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَلا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ (٤١) وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٤٢) وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ (٤٣) أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٤٤)وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ (٤٥) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (٤٦)يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ (٤٧) وَاتَّقُوا يَوْمًا لا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ (٤٨

40. Wahai Bani Israil[1], ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu[2], dan penuhilah janjimu kepada-Ku[3], niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu[4], dan takutlah kepada-Ku saja.

41. Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran)[5] yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat)[6], dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya[7]. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah[8], dan bertakwalah hanya kepada-Ku[9].

42. Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan[10] dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran[11], sedangkan kamu mengetahuinya.

43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat[12], dan ruku'lah beserta orang yang ruku'[13].

44. Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti? [14]

45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[15]. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'[16],

46. (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya[17].

47. Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu[18], dan Aku telah melebihkan kamu di atas semua umat (pada masa itu)[19].

48. Dan takutlah kamu pada hari, (ketika) tidak seorang pun dapat membela orang lain sedikit pun. Sedangkan syafa'at[20] dan tebusan apa pun darinya tidak diterima[21] dan mereka tidak akan ditolong[22].


[1] Israil adalah sebutan bagi Nabi Ya'qub. Bani Israil adalah keturunan Nabi Ya'qub; sekarang terkenal dengan bangsa Yahudi.

[2] Mencakup semua nikmat yang diberikan Allah kepada mereka, sebagian nikmat tersebut akan disebutkan dalam surat ini (lihat ayat 49 dan ayat-ayat setelahnya). Tujuan mengingatnya adalah agar mereka mengakui nikmat tersebut, memujinya dengan lisan dan menggunakan anggota badannya untuk mengerjakan perbuatan yang dicintai Allah dan diridhai-Nya.

[3] Janji Bani Israil kepada Allah ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman kepada rasul-rasul-Nya di antaranya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam serta menegakkan syari'at-Nya sebagaimana yang disebutkan di dalam Taurat.

[4] Janji Allah kepada mereka adalah seperti yang disebutkan dalam surat Al Maa'idah: 12, yang artinya:
"Dan sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Aku bersama kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti Aku akan menutupi dosa-dosamu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahya sungai-sungai. Tetapi barang siapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus."

[5] Hal ini menghendaki juga beriman kepada orang yang diturunkan kepadanya Al Qur'an, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

[6] Sesuai dengan kitab Taurat yang ada pada mereka dan tidak menyelisihi sehingga tidak ada lagi penghalang bagi mereka untuk beriman kepadanya, karena ia datang dengan membawa hal yang sama dengan dibawa para rasul. Oleh karena itu, jika mereka mendustakan kitab Al Qur'an, maka sama saja mereka mendustakan kitab Taurat dan kitab-kitab yang lain. Mereka (Bani Isra'il) adalah orang yang lebih patut beriman dan membenarkannya, karena mereka ahlul kitab dan memiliki pengetahuan.

[7] Yakni kepada Al Qur'an dan kepada Rasul-Nya. Kata-kata "pertama kafir kepadanya" lebih dalam daripada kata-kata "janganlah kamu kafir kepadanya", karena kata-kata tersebut menunjukkan kesegeraan mereka untuk kafir padahal tidak patut bagi mereka, dan mereka akan memperoleh dosa mereka serta dosa orang yang mengikuti mereka setelahnya.

[8] Perhiasan dunia yang akan lenyap. Inilah sebab yang menghalangi mereka untuk beriman, yaitu karena lebih memilih dan melebihkan perhiasan dunia di atas kebahagiaan selama-lamanya –na'uuudzu billahi min dzaalik-. Mereka lebih memilih jabatan dan harta daripada beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

[9] Yang menghendaki untuk mengedepankan iman daripada perhiasan dunia.

[10] Karena yang diharapkan dari orang yang memiliki pengetahuan adalah menerangkan yang hak dan membedakannya dari yang batil serta menampakkan yang hak itu agar orang-orang yang mencari petunjuk dapat memperolehnya, orang-orang yang tersesat dapat kembali dan tegaknya hujjah terhadap orang-orang yang tetap menyelisihi. Oleh karena itu, siapa saja ahli ilmu yang menerangkan kebenaran dan tidak mencampuradukkan dengan yang batil, maka dia termasuk para pewaris rasul dan penggantinya serta pemberi petunjuk kepada ummat. Jika sebaliknya, maka ia termasuk du'at ke arah jahannam.

[11] Di antara yang mereka sembunyikan itu ialah: Allah akan mengutus seorang Nabi dari keturunan Ismail yang akan membangun umat yang besar di belakang hari, Yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

[12] Dalam shalat dan zakat terdapat ikhlas kepada Allah dan berbuat ihsan terhadap hamba-hamba Allah. Pada shalat dan zakat terdapat ibadah hati, badan dan harta.

[13] Ayat ini bisa maksudnya memerintahkan orang-orang Yahudi untuk masuk ke dalam Islam dengan mengerjakan shalat secara benar dan menunaikan zakat sehingga mereka tergolong orang-orang yang ruku', yakni tergolong ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ada juga yang menafsirkan ayat "dan ruku'lah beserta orang yang ruku'" adalah perintah mengerjakan shalat berjama'ah dan ada pula yang mengartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama orang-orang yang tunduk. Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini untuk menerangkan wajibnya shalat berjama'ah, yaitu dari ayat "dan ruku'lah beserta orang yang ruku'", yakni shalatlah beserta orang yang shalat. Disebutnya shalat dengan ruku' menunjukkan bahwa ruku' merupakan rukun shalat, dan tidak dinamakan shalat jika tidak ada ruku'nya. Disebutkan bagian dari gerakan shalat, yaitu ruku' untuk shalat menunjukkan wajibnya ruku'.

[14] Yakni alangkah buruknya keadaan kamu mendorong orang lain mengerjakan kebaikan, namun kamu malah melupakan dirimu untuk memperoleh kebaikan yang besar yaitu Islam, padahal kamu membaca kitab Taurat yang di sana diterangkan sifat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan kewajiban beriman kepadanya. Tidakkkah kamu menggunakan akal sehatmu?!
Ayat ini meskipun turun berkenaan tentang ulama bani Isra'il, namun ia umum kepada setiap orang yang menyuruh orang lain berbuat baik namun ia melupakan dirinya ibarat sebuah lilin yang menerangi orang lain, namun dirinya habis terbakar. Di dalam hadits disebutkan:
مَثَلُ الَّذِيْ يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَ يَنْسَى نَفْسَهُ مَثَلُ الْفَتِيْلَةِ تُضِيء ُلِلنَّاسِ وَ تُحَرِّقُ نَفْسَهَا
“Perumpamaan orang yang mengajar kebaikan kepada manusia, namun ia melupakan dirinya sendiri adalah seperti sebuah sumbu, ia menerangi manusia sedangkan dirinya sendiri terbakar.” (HR. Thabrani dari Abu Barzah dan Jundab, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 5837)

[15] Yakni jadikanlah sabar dengan semua macamnya dan shalat sebagai penolongmu untuk mengatasi semua masalah. Sabar itu ada beberapa macam, yaitu: 1) sabar dalam menjalankan keta'atan kepada Allah, 2) sabar dalam menjauhi larangan Allah, dan 3) sabar terhadap taqdir Allah dengan tidak berkeluh-kesah.

[16] Bagi mereka yang khusyu', memiliki rasa takut kepada Allah, berharap apa yang ada di sisi-Nya dan rasa cinta kepada-Nya mengerjakan shalat itu ringan. Karena hal tersebut (khusyu', rasa takut dan harap) menghendaki untuk mengerjakannya dengan lapang dada dan senang. Berbeda dengan yang tidak memilikinya, mengerjakan shalat menjadi hal yang sangat berat meskipun hanya sebentar. Khusyu' artinya tunduknya hati, tenang dan tenteramnya kepada Allah Ta'ala, memasrahkan diri kepada-Nya dengan menghinakan diri, menampakkan rasa butuh serta beriman kepada Allah dan kepada pertemuan dengan-Nya.

[17] Mereka yakin akan bertemu dengan Tuhannya setelah mati dan akan kembali kepada-Nya pada hari kiamat untuk dihisab dan menerima pembalasan terhadap amal. Semua rasa inilah yang membuat mereka merasa ringan menjalankan ibadah, membuat mereka tetap terhibur ketika mendapatkan musibah, meringankan derita mereka dan mencegah diri mereka dari berbuat maksiat.

[18] Yang mengharuskan untuk bersyukur kepada-Nya, bukan malah mengkufurinya.

[19] Bani Israil yang telah diberi rahmat oleh Allah dan dilebihkannya dari segala ummat ialah nenek moyang mereka yang berada di masa Nabi Musa alaihis salam. Termasuk kelebihan yang diberikan Allah Ta'ala kepada mereka adalah banyaknya para nabi dari kalangan mereka serta diturunkan-Nya kitab-kitab kepada mereka seperti Taurat dan Injil.

[20] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.

[21] Meskipun dengan harta yang ada di bumi semuanya. Ayat di atas semakna dengan ayat berikut:
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kekafirannya, maka tidaklah diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (sebanyak) itu. bagi mereka itulah siksa yang pedih dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong." (Ali Imran: 91)

[22] Tidak ada seorang pun yang berani maju untuk menolong mereka dan menyelamatkan mereka dari azab.
Ayat di atas menyuruh kita untuk tidak bergantung kepada makhluk, karena mereka sama sekali tidak memiliki dan tidak berkuasa apa-apa meskipun seberat dzarrah pada hari kiamat, dan agar kita bergantung kepada Allah, karena Dia yang mampu mendatangkan manfa'at dan menolak madharat. Oleh karena itu, hendaknya kita beribadah kepada-Nya dan meminta-Nya pertolongan dalam beribadah.

0 komentar

Posting Komentar