Tafsir al Qur'an Surat Al A’raaf Ayat 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, dan 64.
Menerangkan tentang dalil penciptaan langit dan bumi selama 6 hari, dalil tentang persemayaman Allah yang berada diatas 'Arsy, tata cara memohon atau berdo'a kepada-Nya, larangan berbuat kerusakan di muka bumi, analogi dan bukti bahwa Allah mampu membangkitkan yang mati. Lalu mengisahkan tentang Nabi Nuh beserta penumpang kapal yang diselamatkan-Nya, dll.
Baca juga tafsir sebelumnya: Al A'raaf Ayat 42-53
Ayat 54-56: Bukti-bukti terhadap kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta, dan dorongan bertadharru’ serta berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala, dan bagaimanakah bermohon kepada-Nya?
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤) ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (٥٥) وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (٥٦
54. Sungguh, Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari[1], lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy[2]. Dia menutupkan malam kepada siang[3] yang mengikutinya dengan cepat[4]. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang[5] tunduk kepada perintah-Nya[6]. Ingatlah! Segala ciptaan[7] dan urusan[8] menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah[9], Tuhan seluruh alam.
55.[10] Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut[11]. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[12].
56. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi[13] setelah (Allah) memperbaikinya[14]. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut[15] dan penuh harap[16]. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan[17].
Ayat 57-64: Di antara bukti adanya kebangkitan, serta disebutkan perumpamaan orang mukmin dengan tanah yang baik, sedangkan orang kafir dengan tanah yang buruk
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (٥٧)وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لا يَخْرُجُ إِلا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ (٥٨) لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (٥٩) قَالَ الْمَلأ مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٦٠) قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلالَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٦١) أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (٦٢) أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (٦٣) فَكَذَّبُوهُ فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا عَمِينَ (٦٤)
57. Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus[18], lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati[19], mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran[20].
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan[21]; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana[22]. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
59.[23] Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! tidak ada Tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut[24] kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat)[25].”
60. Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya Kami memandang kamu benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.”
61. Dia (Nuh) menjawab, “Wahai kaumku! Aku tidak sesat; tetapi aku ini seorang rasul dari Tuhan seluruh alam.
62. Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, memberi nasehat kepadamu[26], dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”[27].
63. Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu[28] dan agar kamu bertakwa, sehingga kamu mendapat rahmat?
64. Maka mereka mendustakannya (Nuh). Lalu Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal[29]. Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami[30]. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).
[1] Dimulai dari hari Ahad dan berakhir sampai hari Jum’at. Menurut sebagian ulama, hari di sini seperti hari-hari di dunia. Allah Subhaanahu wa Ta’aala sesungguhnya mampu menciptakan dalam sekejap mata, akan tetapi Allah Subhaanahu wa Ta’aala menghubungkan akibat dengan sebabnya sebagaimana yang dikehendaki oleh hikmah-Nya.
[2] Bersemayam di atas ‘Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan keagungan-Nya. ‘Arsy adalah makhluk Allah yang paling besar, yang merupakan atap seluruh makhluk, dan makhluk yang paling tinggi, dan Allah berada di atas ‘Arsy.
[3] Sehingga bumi yang sebelumnya terang menjadi gelap dan manusia dapat beristirahat.
[4] Setiap kali malam tiba, maka siang pun pergi, dan setiap kali siang tiba, maka malam pun pergi.
[5] Besarnya makhluk tersebut menunjukkan sempurnanya kekuasaan Allah. Keteraturan dan kerapiannya menunjukkan sempurnanya kebijaksanaan Allah. Manfaat dan maslahat yang diperoleh daripadanya menunjukkan luasnya rahmat Allah dan ilmu-Nya, dan bahwa Dia adalah Tuhan yang berhak disembah satu-satunya.
[6] Dia memerintahkan mereka, lalu mereka semua taat.
[7] Mencakup pula ke dalamnya hukum-hukum kauni qadariy (ketetapan-Nya di alam semesta).
[8] Mencakup ke dalamnya, hukum-hukum syar’i (perintah dan larangan dalam agama) dan hukum-hukum jaza’i (pembalasan terhadap amalan) yang dilakukan di akhirat.
[9] Maha Agung, Maha Tinggi dan Maha banyak kebaikan dan ihsan-Nya. Setiap berkah yang ada di alam semesta merupakan atsar (pengaruh) rahmat-Nya.
[10] Setelah Allah menyebutkan keagungan dan kebesaran-Nya yang menunjukkan kepada orang-orang yang berakal bahwa hanya Dia yang berhak diibadahi, ditujukan dalam memenuhi semua kebutuhan, maka dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan konsekwensinya.
[11] Tidak keras-keras yang dikhawatirkan timbul riya’ dari padanya.
[12] Termasuk melampaui batas adalah melampaui batas tentang sesuatu yang diminta (seperti meminta sesuatu yang tidak cocok baginya), berlebihan dalam meminta, melampaui batas dalam cara meminta, keras-keras dalam berdoa, dsb.
[13] Dengan syirk dan kemaksiatan.
[14] Dengan mengutus para rasul.
[15] Terhadap siksa-Nya dan takut jika ditolak.
[16] Terhadap rahmat-Nya, serta berharap agar diterima. Berdasarkan ayat ini, seorang yang berdoa hendaknya tidak merasa ujub dengan dirinya, menempatkan dirinya melebihi kedudukannya, dan berdoa dengan hati yang lalai lagi lengah. Ini semua termasuk ihsan dalam berdoa, karena ihsan dalam beribadah berarti ia melakukannya dengan sunguh-sungguh dan melakukannya dengan sempurna.
[17] Yakni orang-orang yang berbuat ihsan dalam ibadahnya dan berbuat ihsan terhadap orang lain. Oleh karena itu, jika seorang hamba banyak berbuat ihsan, maka semakin dekat dengan rahmat Alah. Dalam ayat ini terdapat anjuran berbuat ihsan. Disebutkan kata-kata “qarib” (dekat) dengan bentuk mudzakkar sebagai khabar dari rahmat Allah, karena disandarkan rahmat tersebut kepada Allah, atau karena rahmat tersebut berarti pahala.
[18] Untuk dihidupkannya, di mana sebelumnya hewan-hewannya hampir binasa dan penduduknya hampir berputus asa dari rahmat Allah.
[19] Yakni sebagaimana Kami hidupkan tanah yang mati dengan ditumbuhnya pohon-pohon, seperti itulah Kami menghidupkan orang-orang yang telah mati dari kubur-kubur mereka setelah sebelumnya mereka sebagai tulang belulang. Hal ini adalah pendalilan yang jelas, karena tidak ada perbedaan antara kedua perkara tersebut. Oleh karena itu, orang yang mengingkari kebangkitan padahal ia melihat sesuatu yang semisalnya, sama saja orang yang memang keras kepala, dan sama saja mengingkari hal yang dapat dirasakan. Dalam ayat ini terdapat anjuran untuk memikirkan nikmat-nikmat Allah, melihatnya dengan mengambil pelajaran, tidak dengan hati yang lalai dan kurang peduli.
[20] Sehingga kamu beriman.
[21] Seperti inilah perumpamaan orang-orang mukmin yang mendengarkan nasehat, lalu ia mengambil manfaat daripadanya.
[22] Yakni susah untuk tumbuh, dan seperti inilah perumpamaan orang-orang kafir.
[23] Setelah Allah menyebutkan dalil-dalil tentang keesaan-Nya secara garis besar, Allah memperkuat dengan kisah para nabi bersama kaumnya. Nabi tersebut mengajak kaumnya kepada tauhid, namun kaumnya malah mengingkari. Di sana Allah menyebutkan, bagaimana Dia menguatkan orang-orang yang membela tauhid dan membinasakan orang-orang yang menentangnya, dan menerangkan bahwa seruan para rasul sama dan di atas agama serta keyakinan yang sama.
[24] Jika kamu menyembah selain-Nya.
[25] Hal ini menunjukkan bahwa para nabi sangat sayang kepada kaumnya dan menginginkan kebaikan didapatkan mereka.
[26] Yakni menginginkan kebaikan untukmu.
[27] Maksudnya, bahwa aku diberitakan hal-hal yang ghaib, yang tidak dapat diketahui kecuali dengan jalan wahyu dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
[28] Berupa azab jika kamu tidak beriman.
[29] Yakni kapal yang diperintahkan Allah untuk dibuat oleh Nuh ‘alaihis salam, dan Allah mewahyukan kepadanya, “Muatkanlah ke dalam kapal itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.” (lihat Huud: 40)
[30] Dengan banjir besar.
Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat Al A'raaf, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Kandungan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.
0 komentar
Posting Komentar